Rabu, 10 Juni 2009

Kawinan,...



Ngene kie loch sing tak karepne!!!
tapi sek suwi lah,enak mkir masa depanqu ae!!!

sepiro gedining sengsoro,..
Yen tinimpo,amung dadi coba!!!

Tut wuri handayani,...

Pring cagak radio,..
Soyo njengking,soyo njero!!!!
Macule,.....he5

jo ngeres po'o????!!!

Default ayo gawe ukoro nggrantes boso jowo (bikin puisi bahasa jawa)



jeng...tak tulis layang iki
naliko langit kebak mendhung
gawang gawang katon lelakon kang wis kepungkur
naliko tak sawang netramu ing tegal papungan..
tak aras pipimu ing watu kendal,
lan tak geget lathimu ing sendang glagah..

nanging ora jeng...

jebul tresnamu cethek koyo kali kang kebak padhas
ringkih koyo kayu gapuk, garing koyo jati aking..

aku wis ora due pengarep arep karo kowe tenan jeng......
__________________

Ngona Ngono Ning Ojo Ngono

hihi.. eruh ora? (tahu gak? - red) aku mbiyen jaman SMP sampek SMA pas pitulasan (17-an) kerep menang lomba geguritan. malah tau dadi juara siji lomba geguritan antar SMP sak kabupaten Tulungagung! hihi.. eruh geguritan ora? geguritan kui moco puisi boso jowo. mungkin soko kata dhasar gegurit sing artine puisi, trus lek ditambah akhiran an artine dadi moco puisi. lek enek sing luwih ngerti tulung dibenerno. monggo Jeng Isna menawi badhe ngoreksi.. :)

puisi jowo bedo karo puisi indonesia. umume puisi jowo nggae boso paling alus sing aku dhewe kadang ra ngerti artine. hehe. tapi artine secara keseluruhan aku ngerti, dadine sik iso menghayati puisi kuwi. andalanku jaman semono yo penghayatan kuwi. ekspresiku nggae juri2 terpikat sampai akhire menang dadi juara siji :D

pas upacara neng sekolahan diumumne lomba2 opo ae sing berhasil dimenangno SMPku, jenengku disebut salah sijine. aku mesam mesem isin tapi bangga. hihi. ndak nyongko iso melok ngarumke (mengharumkan - red) jenenge sekolahan. hihi. beberapa dino kemudian (aku ndak eruh boso jowone.. hehe) hadiahe tak jukuk neng depdikbud kabupaten Tulungagung. hadiahe pulpen parker. seneng banget oleh hadiah lumayan apik. tapi pulpene malah ora tau tak gae. eman2.. hehe..

pyuh.. wis ah.. ndak sanggup aku nerusne. bukan apa2, nulis nggae boso jowo angel-e ora umum! nulis telung paragraf ae butuh wektu sak-jam. sepurane ae konco2.. dongakno aku sik iso nulis liyo dino.. lek ndak iso yo wis terpaksa aku nulis nggae boso indonesia. oleh opo ora Pak Q?
Dipunkirim dening : dien_cakep

bahasa jawa

Bahasa Jawa Punah di Pulau Jawa ??

Ya, mungkin itu yang akan terjadi dalam kurun waktu 20-30 tahun lagi jika bahasa Jawa kian terpinggirkan di kalangan masyarakat pulau Jawa sendiri. Sebagai pemilik bahasa Jawa, masyarakat Jawa seharusnya menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup bahasa Jawa di komunitasnya sendiri. Namun yang terjadi malah sebaliknya, yang terjadi saat ini para kaum muda di pulau Jawa, khususnya mereka yang masih menginjak usia sekolah hampir sebagian besar tidak menguasai bahasa Jawa alias gagap berbahasa Jawa.

Hal itu bisa disebabkan oleh gencarnya serbuan beragam budaya asing dan arus informasi yang masuk melalui bermacam sarana seperti televisi dan lain-lain. Pemakaian bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa seenaknya sendiri (campuran jawa indonesia english)juga ikut memperparah kondisi bahasa Jawa yang semakin lama semakin surut ini di Jawa.

Betapa tidak, saat ini murid tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah yang mendapatkan pelajaran bahasa Jawa sebagian besar dari bangku sekolah. Sementara pelajaran bahasa Jawa yang dulunya merupakan pelajaran wajib sekarang hendak (bahkan sudah mulai) dihilangkan daftar mata pelajaran sekolah.

Sedangkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan rumah pun tidak lagi seketat seperti di masa-masa dulu. Orang tua tidak lagi membiasakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari sebagai alat komunikasi di keluarga. Bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diajarkan kepada anak-anak mereka, entah dengan berbagai macam pertimbangan. Bahasa Jawa, apalagi bahasa Krama Inggil pun kian terabaikan. Dan juga yang kian memperparah adalah pandangan terhadap bahasa Jawa dari generasi muda adalah bahasa orang-orang desa, orang udik, orang-orang pinggiran, atau orang-orang jadul.

Jika pengembangan bahasa Jawa ini tidak berkelanjutan alias putus di generasi muda sekarang maka benar-benar akan terjadi kepunahan bahasa Jawa di daerahnya sendiri. Bagaimana bisa menjelaskan dan melatih anak cucu mereka jika mereka sendiri tak mampu berbahasa Jawa.

Seperti bisa kita lihat di Surabaya atau wilayah sekitarnya yang notabene adalah pemakai bahasa Ngoko kasar, coba ajak anak-anak muda berbicara bahasa Jawa halus atau Krama Inggil yang njelimet dan ruwet itu, pastilah mereka akan gagap dan kesusahan dalam berbahasa Jawa halus, karena kebiasaan berbahasa Jawa mereka ya bahasa Ngoko kasar itu. (Saya pun juga demikian, meski asli Trenggalek kemudian menghabiskan waktu kecil di Gresik, kemudian balik lagi ke Trenggalek dan sekarang di Surabaya, akan tetapi dikarenakan tidak biasa berbahasa Jawa halus ya lumayan gagap jika disuruh berbahasa Jawa Krama apalagi Krama Inggil hehehehe... Maaf!). Dan hal seperti itu tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Timur aja, tetapi juga nyaris di seluruh pulau Jawa.

Mungkin untuk saat ini kaum ningrat di lingkungan keraton dan sekitarnya yang bertutur bahasa super halus itu yang bisa melestarikan penggunaan dan pengembangan bahasa Jawa ini. Atau juga masyarakat pedesaan yang masih terbiasa berbahasa Jawa karena kondisi lingkungan yang menuntut hal seperti itu, dan para dalang yang bahasanya aneh-aneh itu, hehehe.

Nah, coba bayangkan jika seluruh masyarakat pulau Jawa ini tak mampu lagi berbahasa Jawa maka yang terjadi adalah hilangnya bahasa Jawa di pulau Jawa itu sendiri.

Oh bahasa Jawa, nasibmu kini....!


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Net. Powered by Blogger